Koncotani.com-Belakangan ini harga cabai khususnya cabai rawit kembali meroket bahkan sampai menembus angka Rp.120.000/kg. Seolah-olah menjadi tradisi tahunan setiap masuk musim penghujan, kebutuhan bahan pangan holtikultura akan mengalami kenaikan. Hal ini salah satunya disebabkan disebabkan karena kelangkaan barang, baik karena banyak tanaman gagal panen maupun kesulitan distribusi karena pengaruh cuaca.
Sebagaimana kita ketahui musim hujan selain membawa keberkahan juga tidak jarang menimbulkan beberapa masalah pada petani. Intensitas curah hujan yang tinggi menyebabkan banyak tanaman terserang berbagai penyakit, baik yang disebabkan oleh virus, bakteri, maupun jamur. Salah satu penyakit yang menyerang tanaman khususnya cabai rawit adalah patek lada.
Patek lada pada tanaman cabai adalah salah satu penyakit yang sangat merugikan para petani cabai, terutama di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Colletotrichum capsici dan bisa menyerang cabai rawit dalam berbagai tahap pertumbuhannya. Patek lada dapat menyebabkan daun cabai menguning, mengerut, dan akhirnya jatuh, sehingga mengurangi hasil panen secara signifikan. Oleh karena itu, pencegahan terhadap penyakit ini sangat penting agar tanaman cabai rawit tetap sehat dan menghasilkan buah yang optimal.
Ada beberapa cara untuk mencegah penyakit patek pada tanaman cabai. Hal ini bisa dimulai dari pencegahan sejak awal penanaman hingga pengendalian penyakit pada tanaman yang sudah terinfeksi.
Langkah pertama yang paling penting dalam mencegah penyakit patek adalah memilih bibit cabai yang sehat dan tahan terhadap penyakit. Bibit yang berasal dari sumber yang terpercaya dan memiliki ketahanan terhadap berbagai penyakit, termasuk patek lada, akan lebih mudah tumbuh dan berkembang dengan baik.
Pastikan bibit yang dipilih tidak terinfeksi oleh bakteri atau penyakit lain, dan bibit tersebut berasal dari induk tanaman yang sehat. Beberapa varietas cabai unggul memiliki ketahanan alami terhadap penyakit patek lada, sehingga memilih varietas yang tepat akan sangat membantu mencegah infeksi sejak dini.
Sebelum menanam cabai rawit, persiapkan lahan dengan baik agar tanaman dapat tumbuh dengan optimal dan tidak mudah terserang penyakit. Penyakit patek seringkali berkembang di tanah yang lembab dan kurang aerasi. Oleh karena itu, pastikan tanah di lahan yang akan digunakan untuk menanam cabai gembur dan memiliki drainase yang baik.
Kita bisa menggunakan pupuk organik seperti kompos atau pupuk kandang untuk meningkatkan kualitas tanah. Pupuk organik tidak hanya menyediakan unsur hara, tetapi juga meningkatkan kesehatan mikroorganisme tanah yang dapat melawan patogen penyebab penyakit. Kita juga harus mengemburkan tanah dan memastikan tidak ada genangan air yang bisa menyebabkan lingkungan lembab yang ideal bagi pertumbuhan bakteri
Selain itu melakukan rotasi tanaman dengan menanam tanaman selain cabai di lahan yang sama, seperti tanaman kacang-kacangan atau tanaman lainnya yang tidak rentan terhadap patek akan mengurangi peluang bakteri penyebab penyakit berkembang di tanah.
Penanaman cabai harus dilakukan dengan memperhatikan jarak tanam yang tepat. Tanaman cabai yang ditanam terlalu rapat akan membuat sirkulasi udara di sekitar tanaman menjadi buruk, meningkatkan kelembapan dan menciptakan kondisi yang kondusif bagi perkembangan bakteri penyebab patek.
Jarak tanam yang ideal adalah sekitar 40 cm antar tanaman dan 50 cm antar baris. Hal ini memungkinkan tanaman mendapatkan cukup ruang untuk tumbuh dan memastikan udara dapat bergerak bebas di sekitar tanaman. Selain itu, pastikan penanaman dilakukan pada saat musim yang tepat, di mana cuaca tidak terlalu lembab dan hujan tidak terlalu sering, karena kelembapan tinggi dapat memperburuk perkembangan penyakit.
Penyiraman yang berlebihan juga dapat meningkatkan kelembapan tanah dan udara di sekitar tanaman cabai, hal ini akan menciptakan kondisi yang mendukung pertumbuhan bakteri penyebab patek lada. Sebaiknya, lakukan penyiraman secara teratur namun tidak berlebihan.
Kita bisa memilih sistem irigasi tetes untuk mengontrol jumlah air yang diberikan langsung ke akar tanaman, atau lakukan penyiraman di pagi hari agar tanaman cukup waktu untuk kering sebelum malam tiba. Hindari penyiraman pada malam hari karena kelembapan tinggi di malam hari adalah salah satu faktor yang dapat mempercepat penyebaran penyakit patek lada.
Hama seperti kutu daun, thrips, dan serangga lainnya dapat berperan sebagai vektor penyebar bakteri penyebab patek. Oleh karena itu, penting untuk mengendalikan hama dengan efektif agar penyakit tidak menyebar. Kita bisa memilih pestisida organik sebagai alternatif bahan kimia agar kualitas tanah tetap terjaga.
Kita juga perlu melakukan pembersihan dan pemangkasan untuk membantu mengurangi kelembapan di sekitar tanaman dan mencegah penyebaran penyakit. Dengan memangkas bagian-bagian tanaman yang sudah terinfeksi atau mati, sirkulasi udara di sekitar tanaman akan meningkat, sehingga mengurangi kelembapan yang bisa mendukung pertumbuhan bakteri penyebab patek lada.
Pemangkasan juga membantu tanaman berkembang lebih baik dengan mengarahkan energi tanaman ke pertumbuhan cabang dan buah. Proses pemangkasan harus dilakukan dengan hati-hati menggunakan alat yang bersih dan tajam, serta pastikan untuk membersihkan alat setelah digunakan agar tidak menularkan penyakit ke tanaman lain.
Penyemprotan dengan bakteri antagonis atau pupuk daun yang mengandung unsur mikro seperti boron, kalsium, atau magnesium juga bisa membantu meningkatkan ketahanan tanaman cabai terhadap infeksi bakteri penyebab patek.
Selain itu, penyemprotan fungisida atau bakterisida yang sesuai dengan anjuran juga dapat membantu membunuh bakteri patogen yang ada pada tanaman. Penyemprotan sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari agar tanaman tidak terpapar sinar matahari langsung setelah disemprotkan.
Tanaman cabai yang tumbuh dengan baik dan sehat lebih tahan terhadap serangan penyakit. Oleh karena itu, penting untuk memberikan perawatan yang teratur dan menyeluruh. Pastikan tanaman mendapatkan cukup sinar matahari, nutrisi, dan perlindungan dari faktor eksternal seperti angin kencang dan hujan yang berlebihan.
Penting untuk selalu melakukan pemeriksaan rutin guna mengetahui kondisi tanaman. Bila ada bagian tanaman yang tampak sakit atau terinfeksi, segera ambil tindakan dengan cara memotong bagian yang terinfeksi atau menyemprotkan obat yang tepat.
Penyakit patek pada cabai merupakan ancaman serius bagi petani. Namun, dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat, penyakit ini dapat diminimalisir. Mulai dari pemilihan bibit yang tahan penyakit, pengolahan lahan yang baik, penyiraman yang tepat, hingga pengendalian hama dan penyakit secara rutin, semua langkah tersebut dapat membantu menjaga kesehatan tanaman cabai rawit dan memastikan hasil panen yang optimal. Dengan ketelatenan dan perhatian yang baik terhadap tanaman, penyakit patek bisa dicegah, dan cabai dapat tumbuh subur serta menghasilkan buah yang lebat dan berkualitas.
Wallahu a'lam bishawab
Oleh. Sri Purwanti, A.Md.K.L.
(Founder Rumah Baca Cahaya Ilmu)
0 Komentar