Bertani Salah Satu Solusi Atasi Krisis Pangan Akibat Bonus Demografi

 


Oleh. Sri Purwanti, A.Md.K.L.
(Petani Muda, Jurnalis)

Koncotani.com-Tidak bisa dimungkiri profesi petani  memang sempat dipandang sebelah mata, karena identik pekerjaan tradisional, kotor, dan kurang menarik secara teknologi, berkawan dengan sengatan cahaya matahari, maupun dianggap bukan sebuah profesi yang prestise. Oleh karena itu enerasi muda lebih condong tertarik pada profesi yang dianggap modern dan bersih. Padahal keberadaan petani sangat penting untuk turut serta berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan perekonomian dan memenuhi kebutuhan pangan. Apalagi saat ini jumlah penduduk di Indonesia semakin meningkat.

 

 Mengutip data BPS (24 Jun 2022), Indonesia telah mengalami bonus demografi sejak tahun 2015 dengan periode puncaknya diperkirakan terjadi pada periode 2020- 2035. Bonus demografi tentunya memunculkan tantangan, terutama dalam pemenuhan kebutuhan pangan yang pastinya tidak terlepas dari sektor pertanian. Oleh karena itu perlu usaha keras untuk menartik minat generasi muda agar mereka tertarik untuk terjun ke dunia pertanian.

Sebagaimana kita ketahui sektor pertanian memiliki potensi besar untuk memenuhi kebutuhan pangan, namun menghadapi tantangan serius, terutama dalam hal ketenagakerjaan. Mengutip data BPS (2021), berdasarkan dokumen rancangan akhir rencana pembangunan jangka panjang nasional 2025-2045 pada Oktober 2023, terjadi penurunan signifikan dalam persentase tenaga kerja pertanian, dari 44 persen pada tahun 2005 turun menjadi 28,6 persen pada tahun 2022. Sementara petani berusia 45-64 tahun masih mendominasi, jumlah petani usia 16-30 tahun hanya 21,9 persen dari total petani di Indonesia. Hal ini menunjukan rendahnya minat generasi muda pada sektor pertanian, padahal mereka adalah generasi penerus yang kelak akan menggantikan peran generasi sebelumnya. Apa jadinya jika mereka tidak ada yang mau terjun ke dunia pertanian? Bayang-bayang krisis pangan tentu akan menjadi momok tersendiri.

Generasi muda memiliki potensi besar dalam mengembangkan sektor pertanian untuk mendukung ketahanan pangan negara. Dengan perkembangan teknologi yang pesat, mereka dapat memanfaatkan inovasi seperti pertanian presisi dan sistem informasi geografis untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Teknologi ini memungkinkan pengelolaan lahan yang lebih baik, pemantauan kondisi tanaman secara real-time, dan penggunaan sumber daya yang lebih efisien, yang pada akhirnya dapat mengurangi biaya dan meningkatkan hasil panen.

 

Selain itu, generasi muda dapat memainkan peran penting dalam diversifikasi produk pertanian. Dengan kreatifitas dan keberanian mereka, para petani muda dapat memperkenalkan varietas tanaman baru, metode budidaya yang berbeda, dan produk-produk bernilai tambah. Diversifikasi ini tidak hanya meningkatkan ketahanan pangan dengan mengurangi ketergantungan pada beberapa komoditas utama tetapi juga dapat membuka peluang pasar baru dan meningkatkan pendapatan petani.

 

Pendidikan dan pelatihan yang relevan juga merupakan kunci untuk mempersiapkan generasi muda dalam sektor pertanian. Program pelatihan dan kursus khusus tentang teknologi pertanian, manajemen usaha, dan pemasaran akan memberikan keterampilan yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan modern. Dengan pengetahuan yang tepat, mereka dapat memanfaatkan peluang yang ada dan menghadapi tantangan dengan strategi yang lebih baik.

 

Selain itu, keterlibatan generasi muda dalam organisasi dan komunitas pertanian dapat memperkuat kolaborasi dan jaringan yang penting. Dengan bergabung dalam kelompok-kelompok tani atau koperasi, mereka dapat berbagi pengetahuan, sumber daya, dan teknologi dengan petani lain. Keterlibatan ini juga dapat membantu mereka memperoleh akses ke pasar yang lebih luas dan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat.

 

Terakhir, kebijakan pemerintah yang mendukung partisipasi generasi muda dalam pertanian sangat penting. Insentif seperti subsidi, akses bantuan yang tidak mengikat (program hibah) dan program dukungan lainnya dapat memudahkan mereka untuk memulai dan mengembangkan usaha pertanian. Dengan adanya dukungan yang kuat dari pemerintah, generasi muda akan lebih termotivasi untuk berkontribusi dalam sektor pertanian dan memastikan ketahanan pangan yang lebih baik untuk masa depan negara.

Oleh karena itu harus ada sinergi dari berbagai elemen baik komunitas maupun pemerintah sebagai pemegang kebijakan agar bisa melahirkan petani-petani unggul dan memiliki daya saing di kancah nasional maupun internasional. Dengan begitu kita tidak akan dibayangi ketakutan akan adanya krisis pangan ketika populasi penduduk semakin meningkat.

 

Wallahu a’lam bishawab


Foto source: Dokumentasi pribadi

 

 

 

Posting Komentar

0 Komentar